Jangan Mengguncang Bayi

Cara orangtua mengekspresikan cintanya pada anak memang beragam. Pernah melihat orangtua yang melempar-lemparkan bayinya ke udara lalu menangkapnya untuk mendengar sang bayi tertawa? Atau mengguncang-guncang bahunya keras sambil berekspresi lucu?
Cara orang dewasa mengekspresikan kekesalan pun macam-macam, dan seringkali mengguncang-guncang sang anak dijadikan sarana pelampiasan.
Tapi, jika Anda melakukan demikian, maka berhentilah. Dan jika melihat orang lain berbuat begitu pada bayi mereka, cegahlah, karena mengguncang bayi sangat berbahaya.

Mengguncang bayi dapat menimbulkan masalah serius pada otak sang bayi, dan dapat mengakibatkan masalah yang berlangsung permanen, seperti :

  1. Kerusakan Otak
  2. Cerebral Palsy
  3. Buta
  4. Epilepsi
  5. Kesulitan berbicara
  6. Kesulitan belajar
  7. Kesulitan koordinasi
Pada beberapa orang anak bahkan dapat menimbulkan kematian. Ini dikenal dengan shaken-baby-syndrome.
Kenapa mengguncang bayi berbahaya ??

  • Bayi memiliki kepala lebih besar dibandingkan dengan anggota tubuh yang lain, dan otot lehernya masih lemah. Jika diguncang, kepalanya akan tersentak ke depan dan ke belakang.
  • Sentakan-sentakan itu akan mengguncang otak dan merusaknya.
  • Pembuluh darah kecilnya akan ikut rusak, menimbulkan pendarahan di otak dan sekitarnya, dan juga di mata bayi.
  • Resiko terbesar adalah pada bayi dibawah satu tahun, tapi tidak menutup kemungkinan dapat terjadi di usia yang lebih besar.
Yang harus diwaspadai adalah guncangan-guncangan ini dapat terjadi justru ketika kita asyik bermain dengan sang bayi. Karenanya ada beberapa permainan dan aktivitas yang harus dihindari untuk mencegahnya, antara lain :

  1. Melempar bayi ke udara
  2. Lari - lari sambil membawa bayi dipunggung atau kepala
  3. Kuda - kudaan ( Bayi naik ke punggung ,atau ke kaki terus digoyang - goyangkan )
  4. Memutar bayi
Jangan lupa saling mengingatkan jika disekitar kita terjadi seperti itu

Posting Lebih Baru Posting Lama

Populer



Text Backlink Exchanges




Copyright 2011-2012 by Sebuah Nama Sebuah Cerita All Rights Reserved